Puisi ini saya tulis setelah mendengarkan penyair sungguhan, Gus Mus membaca puisinya yang berjudul Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana.
Bagaimana Bisa disalahkan?. . .
(terinspirasi
dari puisi Gus Mus)
Kau ini siapa?
Seenaknya saja mengaku cinta
kepadaku
Aku lahir di sini kau sambut
dengan suka cita
Perayaan-perayaan, ritual,
pengajian, syukuran. Padahal aku tak meminta
Kau beri aku nama sebagai
identitasmu
Tapi kamu merusak identitasmu atas
nama aku
Kau itu siapa?
Kau nobatkan aku sebagai anutanmu
Menyuruh mereka tunduk, tapi
tanpa mereka tahu kau mencibirku
Enak saja kau mengatasnamakanku
dalam jahannammu
Kau juga siapa?....
Kau inginkan aku tumbuh
Aku tumbuh kau memangkasnya
Kau menyuruh mereka merawatku
Mereka merawatku, kau tindas aku semaumu
Kau menyuruh mereka melindungiku
Aku dilindungi kau memburuku
Lalu Kau itu siapa?
Kau menyuruh mereka berbagi,
mereka berbagi kau menelannya
hihihihihihi... bagaimana bisa?
Bagaimana bisa kau bersila, bagaimana
bisa kau memuja, bagaimana kau mengacungkan dupa, padahal mereka kelelahan mengais sisa
Bagaimana bisa kau menghamburkan,
padahal mereka mengumpulkan
Kau ini siapa?
Mereka tidak mengenalmu tapi kau
memaksa untuk dikenal
Kau pernah singgah di gubuk
mereka tapi kau lupakan begitu saja
Dan pada saat kau bertutur kepada mereka, mereka menyambut
Tapi saat mereka bertutur padamu, kau
menghujatnya
kau ini siapa? . . .
Kau bukan pemilik dunia, juga bukan segalanya
kau mengaku taqwa tapi suka lupa
atau memang sengaja dilupakan?....
Safitri
N. W.
Singaraja, 02/05/14